Tuban, 31 Oktober 2025 — Langit sore di atas lapangan badminton sekolah menjadi saksi semaraknya semangat kepemimpinan para santri dalam Debat Calon Ketua dan Wakil Ketua TGD (Tim Gerakan Disiplin) Tahun 2025/2026. Kegiatan ini menjadi wadah pembuktian kemampuan berpikir kritis, komunikasi efektif, dan tanggung jawab sosial para calon pemimpin muda.
Dipandu dengan penuh percaya diri oleh Riska dan Nayla sebagai MC, acara diawali dengan suasana khidmat melalui pembacaan doa dan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Sambutan dari Ketua TGD 2024/2025 membuka refleksi tentang pentingnya estafet kepemimpinan yang konsisten menjaga nilai kedisiplinan, disusul arahan dari Kepala Sekolah yang menegaskan bahwa pemimpin sejati lahir dari niat tulus untuk mengabdi, bukan sekadar ingin dikenal.
Memasuki sesi debat, para pasangan calon (paslon) tampil memukau dengan retorika dan gagasan yang matang.
- Sesi pertama menjadi ruang bagi mereka untuk memaparkan visi, misi, dan program kerja unggulan yang visioner serta relevan dengan kehidupan santri.
- Sesi kedua (QnA santri) mengangkat tema “Toxic Friendship”, menguji kepekaan sosial dan cara berpikir solutif para calon dalam menanggapi fenomena pertemanan di lingkungan remaja.
- Pada Sesi ketiga: Talk Battle Panelis, dua panelis, Us. Selvi dan Us. Ika, menggali pemikiran para calon tentang “Fenomena FOMO (Fear of Missing Out) di Lingkungan Sekolah”. Jawaban para calon menunjukkan kedewasaan berpikir dan kemampuan memahami dinamika remaja masa kini.
Debat semakin seru saat memasuki Sesi keempat, yakni tanya jawab antarpaslon, di mana setiap pasangan calon saling menguji visi dan gagasan satu sama lain dengan tetap menjunjung tinggi etika berdebat. Acara diakhiri dengan pernyataan penutup dari masing-masing paslon, yang mencerminkan semangat pengabdian dan komitmen untuk membawa TGD menjadi organisasi yang disiplin, inspiratif, dan berdaya guna.
Debat yang berlangsung di lapangan badminton ini tak sekadar kompetisi, melainkan juga wadah pembelajaran karakter bagi seluruh santri. Suasana penuh semangat, tepuk tangan meriah, dan yel-yel dukungan dari teman-teman menjadi bukti nyata bahwa kepemimpinan lahir dari keberanian untuk berpendapat dan kemampuan menghargai perbedaan.
Melalui kegiatan ini, diharapkan muncul pemimpin muda TGD yang tidak hanya cerdas dalam berpikir, tetapi juga hangat dalam sikap, tegas dalam tindakan, dan tulus dalam pengabdian — pemimpin yang akan membawa semangat disiplin menuju masa depan yang lebih gemilang.


